Aneka Produk dari Sabut Kelapa

Aneka Produk dari Sabut Kelapa
Dari sabut kelapa, dapat diurai menjadi produk bernilai eksport dengan harga yang Wah.. seperti, Cocofiber (serat sabut kelapa), dan Cocopeat (Serbuk sabut kelapa). Kedua produk ini adalah “Emas Mentah” kalau dipoles dan diolah lebih lanjut, hmmm… jadi bisnis yang menggiurkan. sekedar info saja, Ekspor Cocofiber ke luar negeri gak ada matinya, negerinya si Jet Li, menerima all grade cocofiber dengan harga $ US 250 per ton, tak terbatas, berapa pun mereka terima. pengusaha lokal saja, belum bisa memenuhi permintaannya. belum lagi Negerinya Michael Schumacer, German dan rata-rata pasar eropa dan Amerika membutuhkan Cocofiber dalam jumlah BESAR.
Hal sama juga dengan Cocopeat (Serbuk sabut kelapa), aplikasi dari produk ini bisa sebagai media tanam, pelapis lapangan golf, pupuk dan lain sebagainya.
Berikut adalah produk-produk dari sabut kelapa:
Cocopeat sebagai Media Tanam Alternatif
Media bercocok tanam selama ini identik dengan tanah. Namun sekarang ada yang bisa diandalkan sebagai penggantinya. alternatifnya adalah cocofiber (serat sabut kelapa) dan cocopeat (serbuk sabut kelapa).
Media tanam organik ini memiliki kualitas tak kalah dengan tanah. Cocopeat adalah media tanam yang dibuat dari sabut kelapa. Oleh karena itu, paling mudah ditemukan di negara-negara tropis dan kepulauan, seperti Indonesia.
Banyak manfaat yang bisa didapat dengan menggunakannya. Baik untuk digunakan bersama tanah, atau berdiri sendiri. Cocopeat juga banyak dipilih sebagai pengganti tanah.
Cocopeat memiliki sifat mudah menyerap dan menyimpan air. Ia juga memiliki pori-pori, yang memudahkan pertukaran udara, dan masuknya sinar matahari. Kandungan Trichoderma molds-nya, sejenis enzim dari jamur, dapat mengurangi penyakit dalam tanah. Dengan demikian, cocopeat dapat menjaga tanah tetap gembur dan subur.
Di dalam cocopeat juga terkandung unsur-unsur hara dari alam yang sangat dibutuhkan tanaman, berupa kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), natrium (Na) dan Fospor (P).
Cocosheet (Lembaran serat Sabut)
Aplikasi Serat sabut kelapa yang di buat dalam bentuk lembaran atau lebih dikenal dengan Cocosheet, menurut penelitian Romi Hidayat, mahasiswa S2 Arsitektur ITB, terbukti mampu mereduksi suara dan menyerap bising terutama pada frekuensi tinggi (2000 hz). Penggunaan cocosheet ini mampu menyaingi penggunaan glasswool. keunggulan lain dari cocosheet adalah dia lebih murah.
Cocosheet yang direkomendasikan adalah dengan ketebalan 70 mm. Cocosheet merupakan bahan yang digunakan untuk pembuatan cocopot. Cocopot adalah sebagai media tumbuh tanaman yang khusus dipakai oleh Pertambangan untuk reklamasi bekas galian tambang.
Cocopot (Pot Sabut Kelapa, Media Tumbuh Terbaik di Areal Minus Unsur Hara)
Fungsi : Pot dari sabut kelapa sebagai media tumbuh tanaman, sangat cocok untuk Tanaman dalam pot, minus unsur hara, bahkan rekomendasi untuk reklamasi bekas tambang
Penggunaan : Bibit / benih atau tanaman di letakkan dalam pot
Dimensi
Diameter : 10 x10 cm, 20 x 20 cm, 30 x 30 cm, 40 x 40 cm, 50 x 40 cm (Optional
Tebal pot : 1 cm
Harga : mulai dari 15.000/buah (Negotiable)
Cocopeat (Serbuk Sabut Kelapa)
Selimut kelapa atau kulit kelapa memiliki material penting yang berdaya guna tinggi, yaitu serabut kelapa (cocofiber) dan serbuk serabut (cocopeat). setelah bagian serabutnya dipisahkan, bagian serbuk sabut telah digunakan selama bertahun-tahun sebagai bahan substrat. Cocopeat dikenal juga dengan nama Cocopith atau Coir pith.
Keunggulan Cocopeat adalah sebagai berikut:
1. bahan ini 100% alami
2. memiliki tingkat aerasi yang tinggi
3. mudah menyerap air tetapi tidak terlalu banyak menyerapnya.
4. bahan ini sangat stabil selama bertahun-tahun dan tidak mudah terdekomposisi yang mengakibtkan berubah secara fisik.
5. memiliki sifat dapat mencuci, membersihkan.
Dengan alasan-alasan demikian, cocopeat sangat cocok digunakan sebagai media tumbuh tanaman yang sangat baik.
Cocomesh (Jaring Sabut Kelapa)
Cocomesh sabut kelapa
Fungsi : Jaring sabut kelapa sebagai media tumbuh tanaman, sangat cocok untuk reklamasi bekas tambang, atau pantai.
Penggunaan : diletakkan di areal bekas tambang atau pantai dengan cara dipatok sisi-sisinya.
Dimensi
Panjang x lebar : 1,2 x 30 m, 1,2 x 50 m, 2 x 40 m ( atau dapat disesuaikan dengan kebutuhan)
Jarak antar jala : 3 x 3 cm ,5 x 5 cm,8 x 8 cm ( dapat disesuaikan dengan kebutuhan)
Diameter jala : 0,5 cm, 1 cm ( optional)
Harga : mulai dari 12.000/m2 (Negotiable)
Cocofiber Matras Alami untuk Spring Bed
Gabungan serat kelapa atau Cocofiber dan latex alami dapat diproduksi sebagai matras yang fleksibel dan lentur. keduanya ramah lingkungan dan alternative yang yang bagus pengganti matras sintetis.
Matras serat kelapa memiliki berbagai macam aplikasi, antara lain
1. Matras untuk tempat tidur dewasa dan anak-anak
2. untuk sofa dan berbagai furniture
3. untuk mobil, pesawat udara, kursi tram
4. filter
5. bahan isolasi dan
6. kemasan
Penggunaan serat ramah lingkungan ini terus meningkat seiring kesadaran pemakaiannya. Kelapa dan serat panel lining digunakan untuk pembuatan kursi karena kursi ini nyaman digunakan.
Cocofiber juga tersedia versi anti bakar yang sesuai dengan standar internatioanl, yaitu :
Product specification:
Coco Fiber (Serat Sabut Kelapa)
Cocofiber atau serat sabut kelapa merupakan bahan untuk pembuatan produk-produk seperti matras, sikat, tali dan filter.
Sejak awal tahun 90-an, Cocofiber telah digunakan untuk campuran tanah pada proses penanaman. Tujuan pencampuran dengan Cocofiber adalah untuk meningkatkan efek kapiler pada media tumbuh yang sedang berkembang.
Cocofiber memiliki karakteristik seperti electrical conduction yang rendah atau daya hantar rendah, dan bahan tidak mudah rusak atau membusuk, selain itu cocofiber tidak boleh terlalu tipis, karena kurang efektif dan akan mudah rusak dan sia-sia.
Tikar Cocomulsa, Coir Mulch Mat, penghalang Gulma Untuk Pohon
Tikar Sabut ini berbentuk persegi panjang dengan ukuran 90×90 cm, dengan belahan menuju titik pusat sebagai tempat pohon. Kita dapat memperbesar lubang tengah yang disesuaikand tanaman.
Penggunaan tikar sabut ini sangat efektif menghalangi gulma yang berlomba tumbuh di sekitar pohon. Gulma yang tumbuh, biasanya akan menghambat pertumbuhan tanaman, karena memakan unsur hara yang dibutuhkan oleh pohon pada saat pertumbuhan.
Penggunaan Cocomulsa ini memberikan keuntungan, antara lain dapat menjaga kelembaban tanah, hal ini karena cocomulsa dapat mengurangi penguapan air tanah dan mencegah siput mendekat pohon. Selain itu, cocomulsa dapat bertahan lebih lama, sekitar 3 tahun, maka ini menambah nilai ekonomis jika dibandinkan menggunakan mulsa dari plastik yang bertahan hanya 2 kali pakai.
Sabut tikar atau cocomulsa ini dapat diperkecil ukurannya yang disesuaikan dengan kebutuhan, atau untuk tanaman yang kecil dapat menggunakan coir mulch disk yang berukuran lebih kecil
Coir Roll Gulungan Sabut Pencegah Erosi
RumahSabut mengeluarkan produk baru yang diberi nama Coir Roll / CocoRoll / Sabut Gulung. Coir Roll ini digunakan untuk menumbuhkan vegetasi di lahan marginal di sekitar tepi danau alam, tepi danau dan sungai buatan, saluran sungai dan kanal. Atau bahkan perkembangan sekarang dapat digunakan untuk mencegah erosi pengikisan tepi pantai.
Coir Roll ini sangat ideal untuk menumbukan vegetasi dan pengendalian erosi yang ramah lingkungan, dan ini merupakan solusi total yang benar-benar berkelanjutan (It’s totally sustainable solution)
Coir Roll sangat hemat, bahannya terbuat dari 100% cocofiber / sabut kelapa dimana kekuatan penurunannya bisa mencapai 5 tahun atau lebih.
Coir Roll dapat diperoleh dalam dua pilihan
1. Coir Roll Pra tanam
2. Coir Roll murni
Coir Roll pra tanam, biasanya tersedia setelah ditumbuhi vegetasi rumput atau sesuai pilihan, dan biasanya dibutuhkan waktu sekita 12-16 minggu. akar yang tumbuh pada gulungan dibuat sampai menyentuh bagian bawah roll, bola akar yang baik berukuran 50×50 mm, dan jarak antar tanaman adalah 15/m2.
Sementara itu coir roll murni adalah masih dalam bentuk gulungan sabut murni, belum ada vegetasi.
Spesifikasi Coir Roll
• Diameter 30 cm, panjang 300 cm, bobot 7,5 kg/m
• Diameter 40 cm, panjang 300 cm, bobot 18,5 kg/m
• Diameter 50 cm, panjang 300 cm, bobot 29 kg/m
Bantal Sabut / Coir Pillow untuk Revegatasi
Bantal Sabut / Coir Pillow merupakan sarana untuk revegatasi tumbuhan khususnya diperairan. Serat kasar serabut pada coir pillow manjadi tempat perkecambahan akar dan cocok untuk perkecambahan biji. Bantal Sabut ini terdiri dari 2 lapis Cocomesh / Coir net, yang juga efektif menahan sedimen di perairan.
Keuntungan Penggunaan Coir Pillow
1. Mampu menahan air dalam serat kasar dalam jumlah tinggi, dan dapat menjaga kelembaban akar pada cuaca kering
2. Kuat dan tahan lama
3. Mampu menahan sedimen, dan bagian ini dapat dipindahkan ke tempat lain untuk menumbuhkan vegetasi baru
4. Desain fleksibel, mampu mengambang di air
5. 100 % bahan alami
Aplikasi Penggunaan
1. Pra-tanam dilakukan sebelum dipasang
2. Pemasangan dilapangan dilakukan dengan memasang pasak, pancang
3. Perangkap sedimen di dekat perairan dekat konstruksi
4. Untuk Pulau mengambang
Keuntungan lain, coir pillow ini dapat digulung dan dipindahkan ke tempat lain untuk menumbuhkan vegetasi di tempat baru.

1 komentar:

Peluang Usaha Olahan Kelapa

Kelapa (Cocos nucifera) adalah satu jenis tumbuhandari suku aren-arenan atau Arecaceae dan adalah anggota tunggal dalam marga Cocos. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serba guna. Tumbuhan yang merupakan tanaman tropis ini tumbuh subur di daerah pesisir, tidak memerlukan perawatan khusus. Dari buah, batang sampai daun tanaman ini mempunyai potensi yang dapat dikembangkan menjadi sebuah peluang usaha. Mau tahu peluang usaha apa saja yang dapat dikembangkan dari tanaman kelapa ini? Simak lebih lanjut.
I. BUAH KELAPA
Bagian tumbuhan kelapa yang paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat luas adalah buah kelapa. Buah besar, diameter 10 cm sampai 20 cm atau bahkan lebih, berwarna kuning, hijau, atau coklat; buah terdiri dari bagian-bagian : SABUT kelapa (mesokarp)berupa serat yang berlignin, melindungi bagian endokarp yang keras (disebut batok) dan kedap air; endokarp melindungi biji yang hanya dilindungi oleh membran yang melekat pada sisi dalam endokarp. Air kelapa (endospermium) berupa cairan yang mengandung banyak enzim, dan fasa padatannya mengendap pada dinding endokarp ketika buah menua; embrio kecil dan baru membesar ketika buah siap untuk berkecambah (disebut kentos).
Masing-masing bagian dari buah kelapa ternyata memiliki kegunaan yang mempunyai nilai ekonomi dan dapat dijadikan sebagai peluang usaha yang menjanjikan. Mari kita bahas lebih lanjut manfaat apa yang dapat diperoleh dari tiap-tiap bagian buah kelapa tersebut.
A. AIR KELAPA
Selain dapat dimanfaatkan langsung sebagai minuman segar dengan berbagai manfaat yang terkandung didalamnya, air kelapa dapat diolah lebih lanjut menjadi berbagai macam produk yaitu :
a. Sari kelapa Nata De coco
b. Coco Vinegar
c. Kecap Kelapa
d. Minuman dari kelapa

B. DAGING KELAPA
Secara tradisional daging kelapa dimanfaatkan sebagai bahan masakan dibuat santan atau minyak kelapa dengan cara sederhana. Dalam industri daging kelapa dapat dimanfaatkan lebih lanjut menjadi :
a. Daging Kelapa Parut

1. Minyak kelapa
2. Low Fat Desicated Coconut
3. Cocomix ; dapat diolah lebih lanjut sebagai :
3.1. Concentrated cocomix
3.1.1. Virgin oil ; digunakan sebagai bahan kosmetik
3.1.2. Skim milk
3.2. Skim Milk ; digunakan sebagai bahan Coco shake

b. Kulit Ari Daging Kelapa
Dalam industri, kulit ari daging kelapa kelapa ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan :
1. Semi Virgin Oil
2. Coco shake

c. Kopra
Pemanfaatan dagin kelapa sebagai kopra sudah banyak dilakukan, hasil pengolahan lanjutannya berupa :
1. Minyak Kelapa
1.1. Minyak goreng
1.2. Coco Chemical
2. Bungkil Kelapa, dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak

C. TEMPURUNG KELAPA
Tempurung kelapa diproses lebih lanjut yaitu dengan pembakaran menjadi Arang. Arang tempurung kelapa itu sendiri dimanfaatkan lebih lanjut sebagai :
a. Tepung Arang
b. Karbon Aktif

D. SABUT KELAPA

Secara tradisional sabut kelapa belum banyak digunakan, namun dalam industri sabut kelapa ini daspat diolah lebih lanjut menjadi beragam produk yaitu :

a. Serat , bagian dari sabut kelapa ini ternyata memiliki beragam manfaat, yaitu iolah sebagai :
1. Rubberized
2. Matras
3. Kerajinan
4. Geotextile karpet
Pengolahan serat sebagai Rubberized dan Matras dimanfaatkan dalam pembuatan jok mobil, kasur dan pelapis panas

b. Bristle, dimanfaatkan lebih lanjut dalam pembuatan :
1. Genteng
2. Hardboard

c. Debu Sabut, selanjutnya diproses sebagai bahan :
1. Coco peat, diolah lebih lanjut menjadi :
1.1. Substitusi gambut alam
1.2. Hard board
1.3. Isolator listrik
2. Compos

II. BATANG KELAPA
Pemanfaatan batang kelapa sudh dilakukan sejak jaman dahulu kala, yaitu sebagai :
A. Bahan Furniture
B. Bahan Bangunan

III. LIDI
Bagian daun kelapa sudah umum dimanfaatkan bagian tulang daunnya sebagai lidi. Lidi itu sendiri digunakan sebagai sapu lidi ataupun untuk beranekaragam barang kerajinan seperti box hantaran pengantin, tas dsb.

Dari uraian diatas jelas bukan bahwa dari sebuah pohon kelapa dapat dihasilkan berbagai macam produk dengan nilai ekonomi yang tinggi. Anda berminat menjadikan kelapa sebagai sebuah peluang usaha ? Selamat berkarya

2 komentar:

Cara Menjual dan Memasarkan Produk Sabut Kelapa Cocofiber

Dari Pertanyaan di Blog ataupun via Facebook, banyak teman bingung menjual potensi sabut kelapa, sy mau sdikit share ya, dalam rangkuman kultweet (Kuliah Twitter) @PakarKelapa #Cocofiber smoga manfaat :)
  1. Sejak lama, Indonesia dikenal sbg penghasil kelapa TERBESAR di Dunia
  2. Produsen Terbesar kelapa, tetapi masih minim pemanfaatan produknya, Justru masih kalah dg negara spt Srilangka, apalagi produ
  3. Olahan sabut kelapa dikenal dg #Cocofiber, adalah bahan material produk-produk canggi
  4. #Cocofiber dikenal sejak lama sebagai bahan baku Jok pesawat, Jok mobil mewah teknologi Jerman
  5. Lantas siapa yang menjadi pionir dalam industri #Cocofiber? Negara Miskin di Asia Selatan Srilangka justru pionirnya
  6. Peluang pasar cocofiber yang sangat besar, skrng diambil alih oleh China, mereka produsen terbesar produk turunan tsb
  7. Sementara Indonesia, baru sebatas suplayer bahan baku #Cocofiber untuk China
  8. Industri olahan #Cocofiber Indonesia, sebenarnya sudah mulai ada, tetapi baru sebatas asal ada
  9. Tercatat bbrapa produsen olahan #Cocofiber tanah air yg sudah brjalan ada di daerah Lido Jawa Barat & sbagian di daerah Kebumen Jateng
  10. Namun sayang, produk mereka belum bisa competitif bersaing dg produk China. Kualitas dan pemasaran, masalah klasik pengusaha kita
  11. Ada rekan bisnis yg cukup bagus produknya, sayang manajemennya belum bs menembus pasar yg lebih besa
  12. Akhirnya, Kita masih rela dianggap sebagai Negara pengekspor Raw Material Saja
  13. Cap Negara Pengekspor terbesar #Cocofiber masih lebih bagus, dibanding jika Cocofiber dibakar sebagai sampah saja
  14. Fakta ironis memang, sebagai besar Sabut kelapa di Luar Jawa belum diolah sama sekali, #Cocofiber sekalipun
  15. Banyak rekan luar jawa yg sudah berniat mengolah Sabut Kelapa spy tidak dibiarkan atau dibakar saja
  16. Dan atau ada sebagian yg sudah tahu diolah jadi cocofiber, tetapi banyak tidak tahu cara pemasarannya
  17. Kalaupun sudah tahu cara pemasarannya, sering terkendala persoalan infrastruktur akses produk kelua
  18. Pasar #Cocofiber saat ini, sangat besar kebutuhannya, info dr beberapa rekan pengusaha, kebutuhan hampir lebih besar dr suplai
  19. Peluang pasar Terbuka #Cocofiber ini sebenarnya peluang, sekaligus tantangan, khusus bagi kawan-kawan diluar Jawa
  20. Bagi Luar Jawa, bahan baku cocofiber sama sekali bukan masalah, Justru melimpah
  21. Sementara di Jawa, dg segala kemudahan infrastruktur untuk ekspor, sering kendala bahan baku jadi masalah
  22. Tercatat daerah seperti Ciamis, Jogja, Kebumen, Banyuwangi atau daerah pantai selatan Jawa banyak Industr
  23. Nah, Lalu bagaimana dg Luar Jawa…? saya kira dr uraian sy awal, masih ada beberapa peluang untuk memecahkan masalah pasa
  24. Kalau untuk masalah pasar, diluar persoalan infrastruktur, skrng pasar relativ terbuka, Apalagi skrng Media Sosial sangat MUDAH membantu
  25. Orang sekelas @pakarseo bisa merubah Pasar yg remang-remang menjadi terang benderang, Media Internet jadi Toolnya
  26. Penggunaan media sosial Internet mempermudah sgalanya, email, blog, media online spt twitter, Facebook adalah alat wajib untuk pemasar
  27. Penggunaan media Internet untuk pemasaran #Cocofiber wajib dipakai untuk memperbesar pemanfaatan cocofiber
  28. Jika media Internet sudah dikuasai, selanjutnya kesiapan infrastruktur yang harus diperhatikan
  29. Saat ini, pelabuhan ekspor baru tersedia di beberapa tempat, belum merata. Mau Usaha #Cocofiber, Catat ini harus jadi Perhatia
  30. Diluar Jawa, pelabuhan ekpor yang memadai baru di Belawan Medan, Panjang Lampung, dan di Bitung Manado
  31. Sementara di Jawa, ada Pelabuhan Tj Priuk Jakarta, Tj Emas Semarang dan Tj Perak Surabaya
  32. Bagi kawan-kawan dilaur Jawa, perhatikanlah apakah sebegitu dekatkah dg pelabuhan ekspor impor tsb…?
  33. Kalau dekat atau relativ terjangkau khususnya biaya transportasinya, maka siap-siaplah menjadi pengusaha
  34. Tetapi kalau jauh, maka perlu dihitung ulang, apakah ongkos kirim masih sesuai dg margin yg akan didapat
  35. Contoh kasus, jika lokasi di NTB. Pelabuhan terdekat adalah Tanjung perak surabaya
  36. NTB merupakan salah satu penghasil kelapa terbesar jg, namun pemanfaatan baru sebatas Kopra. Ini PELUANG….. :)
  37. Ambil daerah seperti lombok barat. Sumber kelapa, bahan sabut kelapa melimpah, blm ada persaingan usaha #Cocofiber. Peluaaaaang….
  38. kemudian langkah selanjutnya adalah Lihat transportasinya…, info dr kawan katanya Fuso ke Surabaya, cuma 2,5jt ini PELUAAANG….
  39. Kenapa…? karena di Jawa Saja, contoh Ciamis, kalau mau kirim ke Tanjung Priok ya harganya berkisar 2-3jt per Fuso…
  40. Nah Ini saya maksud sebagai studi kasus untuk melihat bagaimana suatu daerah Cocok untuk usaha #Cocofiber atau tidak..
  41. Rekan-rekan… kenapa sih usaha cocofiber menjanjikan… ? sya berikan ilustrasi sederhana yah…
  42. Begini… harga jual cocofiber diangka Rp 2400 per kg, ongkos produksi di Jawa Rp 1600-1800 per kg, kondisi bahan baku beli
  43. Berarti marginnya adalah minimal Rp 600 per kg, hebat bukan? pdahal sekali kirim per kontainer 18 ton,sekali kirim margin sampai 10jt an
  44. satu kontainer 18 ton hanya perlu dicapai 10 hari saja lho…, biasanya proses produksi rata-rata 2 ton per hari
  45. Sekarang kalau bahan baku gak beli, dg kondisi sama, margin kemungkinan tambah jg, ttp ingat ttp hitung ongkir ya.. :)
  46. Menggiurkan bukan…? Faktor inilah yang membuat Industri #Cocofiber seolah tertutup tp sebenarnya Pasar Terbuka…
  47. Faktor biaya transportasi, kesediaan bahan baku menjadi hal utama dalam proses industri olahan sabut kelapa
  48. Lalu apalagi yang menentukan berhasilnya industri olahan ini? jawabanya adalah mesin produksinya.
  49. Mesin Produksi Cocofiber minimal terdiri dari mesin pengurai, penyaring dan press
  50. Pembelian mesin yang relativ mahal, trkadang menjadi sandungan untuk masyarakat petani kelapa untuk mengolah peluang Industri
  51. Pembelian mesin yang relativ mahal, trkadang menjadi sandungan untuk masyarakat petani kelapa untuk mengolah peluang Industri
  52. Namun bagi pemilik modal, peluang ini adalah kesempatan emas untuk meraup untung dari bisnis sampah ini
  53.  Seperti apa bentuk mesin cocofiber, silahkan bisa dibaca dilink ini ~> http://rumahmesin.com/mesin-produksi-kelapa/jual-mesin-sabut-kelapa/
  54. Produk samping #Cocofiber ada serbuk sabutnya atau cocopeat, peluangnya bisa dibaca disini http://rumahmesin.com/artikel-proses/mencetak-cocopeat-blok-serbuk-sabut-kelapa-bernilai-ekspor/
Barangkali cukup sekian dulu saya mengupas bisnis #Cocifiber, terima kasih om @pakarseo atas Retweetnya :) berkah melimpah
Ada pertanyaan berarti ada Jawaban, ada masalah berarti ada solusi, pengikat solusi adalah tulisan.. Monggo smoga manfaat :)
Demikian KulTweet kami, Follow saya di @PakarKelapa

43 komentar:

Cocopeat Serbuk Sabut Kelapa Suburkan Lahan Kebun Singkong


Cocopeat pada tanaman Cabe1
JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Asosiasi Industri Sabut Kelapa Indonesia (AISKI), Efli Ramli menyambut baik tawaran kerja sama Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) untuk menggenjot produksi singkong demi mengurangi ketergantungan pada impor gandum.
“AISKI siap mendukung. Apalagi, uji coba penanaman singkong di lahan tandus dengan aplikasi serbuk sabut kelapa (coco peat) menunjukkan hasil yang fantastis. Lahan seluas 1 hektar bisa menghasilkan singkong sebanyak 500 – 800 ton,” kata Efli, Selasa  (29/1/2013).
Menurut Efli, selain dapat meningkatkan produktivitas lahan, penggunaan aplikasi coco peat pada tanaman singkong juga memudahkan proses panen, karena tanah yang mengikat batang singkong dan umbi selalu dalam kondisi gembur dan lembab. “Ini kabar gembira bagi petani singkong Indonesia,” ujarnya.
Untuk menindaklanjuti hasil temuannya itu, AISKI sedang menjajaki kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah yang memiliki lahan tandus dan sulit melakukan budidaya tanaman singkong. “Saat ini, kita sedang menjalin kerja sama dengan Pemprov Kepulauan Riau di Pulau Bintan. Pemprov Kepulauan Riau menyiapkan lahannya, AISKI menyiapkan bibit, coco peat, tenaga ahli, dan teknologinya,” kata Efli.
Ketua Umum MSI, Suharyo Husen, mengapresiasi inovasi AISKI yang berhasil meningkatkan produktivitas tanaman singkong dengan aplikasi coco peat. “Saya undang teman-teman AISKI hadir pada acara temu pakar, 30 Januari,” ujarnya.
Suharyo yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Komite Tetap Industri Derivatif Pertanian Kamar Dagang dan Industri (Kadin) ini, mengatakan acara temu pakar yang rencananya digelar di Tapos, Ciawi, Bogor, Jawa Barat tersebut, akan dihadiri sekitar 60 pakar singkong dan ahli pertanian Indonesia. “Sekitar 60 pakar telah diundang untuk bicara tentang produktivitas, tapioka, mocaf (modified cassava flour) dan pemasaran. MSI siap bekerja sama dengan AISKI untuk mensejahterakan petani kelapa dan petani singkong Indonesia,” tambahnya.
Dia meyakini, jika komoditas singkong ini digenjot secara maksimal, ketergantungan terhadap gandum bukan hanya bisa ditekan, melainkan bisa dihilangkan. Untuk itu, strategi penggalakkan diversifikasi pangan berbasis lokal seperti singkong, harus terus dilakukan.
Hasil uji coba penanaman singkong dengan aplikasi coco peat yang dilakukan AISKI di Samarinda, Kalimantan Timur, menuai sukses yang fantastis. Bibit singkong hasil inkubasi DNA (deoxyribosenucleid acid) singkong dari Taiwan dan singkong asli Kalimantan Timur yang ditanam di lahan seluas 1 hektar mampu menghasilkan singkong siap jual 800 ton.
Coco peat yang memiliki kandungan trichoderma molds, sejenis enzim dari jamur dapat mengurangi penyakit dalam tanah, menjaga tanah tetap gembur, subur dan memudahkan umbi pada tanaman singkong tumbuh dengan cepat, besar dan panjang.
Selain itu, ia juga memiliki pori-pori yang memudahkan terjadinya pertukaran udara, dan masuknya sinar matahari. Di dalam coco peat juga terkandung unsur-unsur hara dari alam yang sangat dibutuhkan tanaman, berupa kalsium (Ca), magnesium (Mg), natrium (Na), nitrogen (N), fospor (P), dan kalium (K).

0 komentar:

AISKI Cari Partner Kembangkan Bahan Bakar Sabut Kelapa


AISKI Cari Partner Kembangkan Bahan Bakar Sabut Kelapa
Dok AISKI
Briket bahan bakar coco peat yang diproduksi anggota Asosiasi Industri Sabut Kelapa Indonesia (AISKI) di Desa Penjuru, Kecamatan Kateman, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) , Riau, sangat diminati buyer asal Jepang. 
Asosiasi Industri Sabut Kelapa Indonesia (AISKI) sedang mencari partner bisnis untuk mengembangkan briket bahan bakar dari serbuk sabut kelapa (coco peat).
Ini menyusul tingginya permintaan pasar internasional akan bahan bakar ramah lingkungan tersebut.
Sejak produk briket bahan bakar coco peat ini dipamerkan ke publik pada acara Trade Expo Indonesia (TEI) di International Expo Kemayoran, Jakarta, pekan lalu, sejumlah buyer dari berbagai negara langsung menyatakan ketertarikannya dan siap melakukan kontrak pembelian jangka panjang.
Salah satu negara buyer yang paling berminat dengan briket bahan bakar coco peat ini adalah Jepang.
Mereka membutuhkan briket bahan bakar coco peat sekitar 10 ribu ton per bulan sebagai bagian dari upaya negara tersebut mengurangi pemakaian bahan bakar yang tidak ramah lingkungan.
“Ini tantangan bagi AISKI. Kita tidak menyangka, sambutan pasar terhadap briket bahan bakar coco peat ini luar biasa. Untuk memenuhi permintaan sebanyak itu, AISKI akan mencoba cari partner bisnis yang memiliki kemampuan finansial,” ungkap Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan AISKI, Ady Indra Pawennari dalam siaran persnya yang diterima Tribunnews, Jumat (26/10/2012).
Menurut Ady, briket bahan bakar coco peat ini pertama kali diproduksi anggotanya di Desa Penjuru, Kecamatan Kateman, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau, pada tahun 2010 lalu.
Namun karena kemampuan produksi mesin yang sangat terbatas, akhirnya produksi bahan bakar coco peat tersebut terhenti di tengah jalan.
“Kendalanya hanya di mesin produksi yang tidak bisa massal. Soal kualitas, tidak perlu diragukan lagi. Panasnya sama dengan briket arang tempurung kelapa. Briket bahan bakar coco peat ini sangat baik sebagai pengganti minyak tanah untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang semakin tergerus,” jelasnya.
Soal ketersediaan bahan baku, Ady mengaku tidak khawatir. Pasalnya, Indonesia sebagai produsen buah kelapa terbesar di dunia dengan produksi rata-rata 15 miliar butir per tahun, memiliki potensi bahan baku coco peat sekitar 5,8 juta ton per tahun.
“Soal bahan baku, kita tidak perlu khawatir. Yang perlu kita pikirkan, bagaimana mendapatkan mesin yang bisa produksi secara massal. Saya juga sangat yakin, briket bahan bakar coco peat ini akan sangat membantu masyarakat pedesaan mengurangi penggunaan minyak tanah yang harganya sudah mencapai angka Rp13 ribu per liter,” tambahnya.

0 komentar:

Indonesia Bisa Kehilangan Rp 13 Triliun karena Sabut Kelapa


Indonesia Bisa Kehilangan Rp 13 Triliun karena Sabut Kelapa
IST
Seorang pekerja mengumpulkan sabut kelapa untuk selanjutnya dibawa ke industri pengolahan sabut kelapa. Teknologi pengolahan sabut kelapa kini banyak dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan rumah tangga, termasuk teknologi untuk BiTumMan, atau media tanam untuk kegiatan revegetasi lahan pasca tambang. 

Asosiasi Industri Sabut Kelapa Indonesia (AISKI) memperkirakan, Indonesia kehilangan potensi pendapatan dari sabut kelapa mencapai Rp13 triliun per tahun.
Angka ini diperoleh dari perhitungan jumlah produksi buah kelapa Indonesai yang mencapai 15 miliar butir per tahun, dan baru dapat diolah sekitar 480 juta butir atau 3,2 persen per tahun. 
Setiap butir sabut kelapa rata-rata menghasilkan serat sabut kelapa atau dalam perdagangan internasional disebut coco fiber sebanyak 0,15 kilogram, dan serbuk sabut kelapa atau coco peat sebanyak 0,39 kilogram.
Harga penjualan coco fiber di pasar dalam negeri berkisar Rp 2.000 - Rp 2.500 per kilogram, dan coco peat berkisar Rp 1.000 - Rp 1.500 per kilogram.
Demikian diungkapkan Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan AISKI, Ady Indra Pawennari, usai melakukan pertemuan dengan beberapa importir coco fiber dan coco peat asal China, Singapura, dan Malaysia di Sungai Guntung, Kecamatan Kateman, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, Sabtu (10/11/2012).
"Ini fakta yang sangat memprihatinkan. Kita kehilangan potensi pendapatan sekitar Rp13 triliun per tahun dari sabut kelapa yang dibakar dan dibuang oleh masyarakt. Semua ini terjadi karena ketidakberdayaan dan kurangnya pengetahuan mereka, akan manfaat sabut kelapa. Karena itu, pemerintah harus bergerak dan AISKI siap diajak kerjasama," ujarnya.
Menurut Ady, sabut kelapa pada sebagian masyarakat pesisir Indonesia adalah sampah yang harus dimusnahkan, dibuang dan dibakar pada saat musim kemarau. Namun demikian, di tangan orang-orang kreatif, sabut kelapa yang tidak berguna tersebut dapat diolah menjadi bahan industri yang bernilai ekonomi tinggi.
"Di negara-negara maju, coco fiber banyak digunakan sebagai pengganti busa dan bahan sintetis lainnya. Misalnya, untuk bahan baku industri spring bed, matras, sofa, bantal, jok mobil, karpet dan tali. Sementara coco peat lebih banyak digunakan sebagai media tanam pengganti tanah dan pupuk organik," jelasnya.
Dengan jumlah penduduk 250 juta jiwa, Indonesia sebetulnya merupakan pasar potensial untuk penjualan produk berbahan baku sabut kelapa, seperti penggunaan coco fiber pada spring bed, kasur, bantal, sofa, jok motor, dan tali. Sedangkan coco peat dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk meningkatkan produktivitas tanaman holtikultura.
Berdasarkan catatan AISKI, Indonesia walaupun merupakan negara penghasil buah kelapa terbesar di dunia, namun belum banyak berperan dalam pangsa pasar ekspor raw material sabut kelapa untuk kebutuhan dunia. Indonesia hanya mampu memasok sabut kelapa sekitar 10 persen dari kebutuhan dunia. Sementara Srilanka dan India memasok di atas 40 persen.

0 komentar:

AISKI Bukukan Transaksi USD 60 Ribu di Hari Pertama TEI


AISKI Bukukan Transaksi USD 60 Ribu di Hari Pertama TEI
IST
Stand pameran AISKI di Hall A1 nomor 52, Jakarta International Expo Kemayoran 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Stand pameran Asosiasi Industri Sabut Kelapa Indonesia (AISKI) yang berlokasi di hall A1 nomor 52 Jakarta International Expo Kemayoran, ramai dikunjungi buyer luar negeri.
Pada hari pertama pembukaan Trade Expo Indonesia (TEI), Rabu (17/10/2012), AISKI membukukan transaksi sebesar USD 60 ribu.
Ketua Umum AISKI, Efli Ramli, mengatakan, transaksi tersebut bersumber dari penjualan serbuk sabut kelapa (coco peat) sebanyak 8 kontainer kepada Mr Ismail Taher M Harraz dari perusahaan ETA Import, Mesir, dan penjualan coco sheet sebanyak 2 kontainer kepada Mr Kim Moo Chul dari perusahaan Dyrex International Ltd, Korea Selatan.
Adapun produk yang dipamerkan AISKI tahun ini, antara lain, serat sabut kelapa (coco fiber), coco peat, coco sheet, coco pot, tali, matras, bantal, briket bahan bakar, briket media tanam dan triplek komposit.
“Semua produk yang kami jual di pameran ini, berbahan baku sabut kelapa,” jelas Efli yang juga Direktur Utama PT Mahligai Indococo Fiber ini.
Sebelumnya, salah satu dari 33 eskportir yang mendapatkan penghargaan Primaniyarta dari pemerintah adalah Ketua AISKI Sumatera Utara (Sumut), Sony Wicaksono.
Penghargaan diberikan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dalam acara pembukaan Trade Expo Indonesia di Jakarta International Expo Kemayoran.
Penghargaan yang diterima Ketua AISKI Sumatera Utara tersebut adalah eksportir Usaha Kecil Menengah (UKM). Penghargaan diberikan sebagai bentuk apresiasi pemerintah kepada eksportir yang sudah berkontribusi bagi perekonomian nasional.
Menanggapi penghargaan Primaniyarta yang diterima anggotanya, Efli mengatakan, penghargaan Primaniyarta hanyalah rangsangan bagi pelaku UKM untuk meningkatkan eksistensinya sebagai eksportir yang berkontribusi terhadap perekonomian nasional.
“Seharusnya pemerintah tidak hanya berhenti pada pemberian penghargaan Primaniyarta, tapi bagaimana meningkatkan kapasitas pelaku eksportir UKM agar sejajar dengan negara-negara lainnya,” harap Efli penerima penghargaan Primaniyarta kategori eksportir UKM, tahun 2011.

0 komentar:

BPPT: Prospek Industri Sabut Kelapa Sangat Besar


BPPT: Prospek Industri Sabut Kelapa Sangat Besar
Ist
Beberapa pekerja sedang membuat salah satu produk rumah tangga dari bahan sabut kelapa 

 Sentra Teknologi Polimer (STP) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menyambut baik pengembangan industri hilir sabut kelapa Indonesia yang saat ini dikembangkan Asosiasi Industri Sabut Kelapa Indonesia (AISKI).
Sebagai bentuk dukungannya, Sentra Teknologi Polimer BPPT siap terlibat di dalamnya dalam rangkaian pemberian nilai tambahnya.
“Prospeknya luar biasa, semoga STP - BPPT dapat menjadi bagian dalam menyukseskan "coco" program AISKI ini.
Kepala STP– BPPT, Asep Riswoko, mengatakan bahwa sesuai hasil riset STP- BPPT, sabut kelapa sangat layak dimanfaatkan untuk bahan baku plywood komposit.
"Mudah-mudahan ini menjadi langkah awal untuk menjadi program nasional dan kami harapkan STP terlibat di dalamnya,” kata Asep Riswoko, di Jakarta, Sabtu (15/9/2012).
Sebelumnya, saat menerima kunjungan Ketua Umum AISKI Efli Ramli didampingi Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan Ady Indra Pawennari, dan Ketua Bidang Ekonomi dan Bisnis Vinolita di Puspitek, Serpong, Jawa Barat, Asep mempresentasikan hasil riset lembaga yang dipimpinnya terkait pemanfaatan sabut kelapa untuk produk plywood komposit.
Jika hasil riset ini bisa dikembangkan, kata Asep, maka Indonesia akan mengurangi penggunaan kayu dalam pembuatan plywood komposit dan sejenisnya hingga 70 persen.
"Ujicoba terhadap penggunaan serat dan serbuk sabut kelapa dalam pembuatan produk plywood komposit cukup berhasil, baik dari segi estetika maupun kualitas dan ketahanannya,” beber Asep.
Saat ini potensi buah kelapa Indonesia yang jumlahnya mencapai 15 miliar butir per tahun, bukanlah jumlah yang sedikit. Jika setiap butir sabut kelapa menghasilkan 0,39 kilogram coco peat, maka jumlah coco peat yang berpotensi dijadikan plywood bisa mencapai 5,8 juta ton per tahun. “Ini jumlah yang tidak main-main,” ungkap Asep.
Industri Hilir
Sementara itu, Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan AISKI, Ady Indra Pawennari mengapresiasi hasil riset STP-BPPT ini.
Dia berharap pemerintah segera mendorong pembangunan industri hilir sabut kelapa. Dengan demikian, Indonesia tidak lagi mengekspor sabut kelapa dalam kondisi mentah, tapi sudah diolah dalam bentuk produk jadi.
Penggunaan plywood komposit dari sabut kelapa ini, dapat mengurangi terjadinya penebangan liar dan pemanfaatan kayu secara ilegal.
“AISKI sudah memulainya, tapi masih sangat tradisional dengan peralatan yang sederhana. Kita berharap pemerintah tidak tinggal diam. Indonesia sebagai produsen buah kelapa terbesar dunia, harus mampu memaksimalkan produk hasil sampingnya. Bayangkan, China yang tidak punya kebun kelapa, tapi menjadi raja pemasok sabut kelapa dunia,” kata Adi.
Beberapa produk sabut kelapa yang sudah diproduksi anggota AISKI, jelas Ady, di antaranya jok mobil, kasur berkaret, matras, tali, jaring, briket bahan bakar, keset kaki, dan media tanam.
Beberapa produk lainnya sedang dalam pengujian adalah batako dari sabut kelapa.
“Batako sabut kelapa ini sedang dalam pengujian melalui perendaman di air. Sekarang sudah memasuki bulan keenam, tapi belum ada perubahan secara fisik. Selain bobotnya ringan, batako sabut kelapa ini dapat berfungsi sebagai peredam panas,” katanya.
Indonesia, meski sebagai produsen buah kelapa terbesar dunia, namun masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan Srilanka dan India dalam pemanfaatan sabut kelapanya sebagai komoditas bernilai ekonomi.
Srilanka mampu memasok sabut kelapa sebanyak 50 persen untuk kebutuhan dunia. Sementara Indonesia hanya mampu memasok sekitar 10 persen atau sebanyak 50 ribu ton per tahun.
Harga penjualan serat sabut kelapa atau coco fiber di pasaran internasional mengalami penurunan yang signifikan. Selama tahun 2012 ini, harga penjualan serat sabut kelapa di pasaran internasional sudah mengalami tiga kali penurunan, yakni mulai dari harga 400 dolar Amerika per ton hingga turun ke harga 300 dolar Amerika per ton.
“Sudah saatnya pasar dalam negeri diperkuat. Kita jangan lagi bergantung pada pasar ekspor yang didominasi oleh China. Kurangi impor barang yang berbahan baku sabut kelapa, sehingga industri sabut kelapa yang mayoritas kelompok usaha kecil bisa berkembang,” tambahnya.
Sebetulnya, ada banyak cara untuk meningkatkan pemanfaatan sabut kelapa di dalam negeri. Misalnya, pemerintah membuat kebijakan gerakan nasional pemanfaatan sabut kelapa terhadap produk kasur, bantal, jok motor, jok mobil, sofa dan lain-lain.

Sumber: TRIBUNNEWS.COM Editor: Anwar Sadat Guna

0 komentar:

Cara Kerja

Mesin pengurai Sabut Kelapa



 1. Sabut kelapa direndam dalam kolam air          lebih  kurang 10 Jam, lalu digemburkan dan di urai dengan mesinini.

















 2. Serat sabut yang telah diurai lalu diayak dan disortir untuk membersihkan dari kotoran, serta memilih serat yang panjang.
Serat sabut yang baik panjangnya minimal 20 Cm.






 3. Setelah itu serat sabut ditiriska pada para-para selama lebihkurang 2 Jam untuk mengeringkan dari air yang tersisa lalu di packing dengan alat press.
4. Serat sabut yang telah di packing sebaiknya disimpan didalam gudang yang kering dan aman.
Serat sabut ini sangat mudah terbakar, biasanya digunakan sebagai bahanbaku Matras, Springbad, Sofa dan Jok Pesawat terbang.

0 komentar:

Mesin yang Digunakan untuk Mengolah Sabut Kelapa

Mesin Pengurai Sabut Kelapa


  • Kapasitas                  : 3 ton/hari atau 300 kg/jam
  • Panjang                    : 2 meter
  • Lebar                       : 80 cm
  • Tinggi                      : 80 cm
  • Ketebalan plat         : 10 mm
  • Mesin Penggerak    : Mitsubishi D16 dengan 6 Silinder


2. Mesin Penyaring Sabut


  • Panjang                               : 4m
  • Lebar                                   : 1,5 meter
  • Tinggi                                  : 1,75 meter
  • Mesin Penggerak                 : Dongfeng 6Pk
  • Bahan                                  : besi siku 4 cm, kanal 10 cm

3. Mesin Press Sabut


  • Panjang luar                   : 1,2 meter
  • Lebar luar                      : 1 meter
  • Tinggi luar                     : 2 meter
  • Tekanan                         : 30 ton
  • Mesin penggerak          : Dongfeng 2o Hp
  • Ketebalan besi              : 10/12 mm

4. Mesin Pintal Tali Sabut Kelapa


  • Kapasitas                           : 50 kg/hari
  • Motor penggerak           : 1/4 hp
  • Lebar                                   : 60 cm
  • Panjang                              : 1,5 meter
  • Bahan rangka                   : siku 4×4 cm

0 komentar:

GALERY

GALERI

0 komentar:

PRODUK KAMI

Coconut Fibers



Kelapa serat atau disebut cocofiber adalah produk yang berasal dari serat kelapa yang merupakan salah satu produk unggulan kami. Produksabut kelapa kami sangat mendukung untuk menarik perhatian perusahaan baik lokal maupun asing, untuk membeli dan menggunakannya sebagai bahan baku beberapa produk seperti kasur, spring bed, peredam, tali, dan filter berbagai produk.

Seperti kita tahu bahwa serat sebenarnya adalah limbah bahan dari kopra petani kelapa atau pedagang kelapa butiran. Dengan adanya produk derivatif, para petani tidak lagi harus membuangnya sebagai sampah. Sesuai dengan misi perusahaan, perekonomian rakyat akan mengambil bagian terbantu dengan adanya industri ini.
apa yang sebelumnya limbah dapat dikonversi menjadi produk yang memiliki nilai ekspor tinggi.

Dalam proses produksi, perusahaan menekankan kualitas, dengan harapan menghasilkan bahan terbaik yang mampu bersaing di pasar lokal dan internasional.

spesifikasi Serat Kelapa Kami:

     Kadar air (kelembaban): <15%
     Debu. Pengotor: <4%
     Pengotor: <4%
     Panjang: 8-25 cm
     Warna: Golden Brown & Natural



 \




0 komentar: