• ILUSTRASI!
  • ILUSTRASI

Panduan Budidaya Ulat Hongkong


Paduan mudah budidaya ulat hongkong
Paduan mudah budidaya ulat hongkong
Paduan mudah budidaya ulat hongkong – ulat hongkong sebenarnya cukup mudah dan tidak memerlukan tenaga dan modal yang besar, selain itu budidaya ulat hongkong bisa dilakukan sebagai usaha sampingan. Usaha budidaya ulat Hongkong ini telah ditekuni oleh beberapa warga Dusun, Gesikan, Ngluwar, Magelang. Dengan memanfaatkan sebagian ruangan dalam rumah, mereka menekuni usaha sampingan budidaya ulat hongkong.
Persiapan alat dan bahan
a. Alat
Media atau alat yang di gunakan dalam pembuatan tempat budidaya ulat hongkong adalah:
1. Gunting
2. Paku
3. Triplek
4. Isolasi
5. Hammer(palu)
6. Gergaji
7. Kayu
8. Alat penggiling dan pengayak
9. Alat penimban dan penakar
10. Alat pengaduk dan pencampur
11. Alat pemasak
12. Alat pengering
13. Alat penyimpan
Bahan
Bahan yang di pakai dalam budidaya ulat hongkong adalah ulat itu sendiri
Proses Pembuatan Tempat Pemeliharaan
Proses pembuatan tempat untuk pemeliharaan ulat hongkong tergolong cukup mudah dan biaya murah dan tidak harus memerlukan tempat yang luas, diantaranya adalah:
  • Pemeliharaan skala kecil dapat menggunakan beberapa kotak kayu/triplek berukuran 60x40x7x1.5 cm yag dilapisi dengan isolasi pada bagian dalamnya/bibirnya, atau ember plastik, baki, atau waskom.
  • Pembuatan rak-rak kayu dengan system bertingkat-tingkat dengan ketentuan jarak antar rak kurang lebih 10cm.
  • Kotak/wadah di buat terbuka agar mudah dalam proses perawatan maupun saat masa panen.
  • Medium pemeliharaan yangberupa campuran dedak halus dan ampas tahu kering atau tepung jagung yang di campur tepung tulang dan tepung ikan yang telah di saring/di ayak ,di tebar pada dasar wadah setebal 2-3cm.
Proses Pembibitan
Siklus hidup ulat hongkong terdiri dari 4 tahap sampai ulat siap untuk di pasarkan ke konsumen,yaitu;
  • Telur
    Siklus ini bisa berlangsung antara 3 – 3,5 bulan.Telur pada umumnyaberbentuk seperti kacang dalam bentuk bergerombol atau sendiri-sendiri.Ukuran telur ini kurang lebih 1,8 – 1,9 mm dengan diameter sekitar 1mm.Telurtersebut biasanya diselimuti oleh suatu bahan cair yang lengket sehingga kerap mereka tertutup oleh bahan-bahan yang menempel pada telur tersebut.Telur akan menetas setelah sekitar 7 hari
  • Larva
    Larva yang baru menetas berukuran sekitar 3mm dengan berat kurang lebih 0,6mg. Pada awalnya larva ini berwarna keputihan .Kemudian secara perlahan akan berubah warna menjadi kuning kecoklatan.Larva atau ulat hongkong ini akan berganti kulit sebanyak 15 kali sebelum akhirnya berubah menjadi kepompong.Pada suhu ruangan normal larva akan tumbuh mencapai ukuran optimalnya setelah 3 – 3,5 bulan. Pada saat itu ulat bisa mencapai panjang sampai dengan 3 cm dan berat rata-rata 150 mg.
  • Kepompong
    Proses selama menjadi kepompong ini kurang lebih 7 hari baru menetas, dan penetasan ini di tandai dengan 3 warna yaitu; warna merah, putih, putih kemerah-merahan dan hitam.
    Serangga dewasa
Serangga dewasa pada umumnya akan hidup selama 2 sampai 3 bulan. Selama itu seekor serangga betina bisa memproduksi telur sebanyak 200 – 300 butir.
  • Beli ulat kecil
    Bila pembelian di lakukan di luar kota di khawatirkan ulat hongkong akan mengalami beberapa penyakit yang di timbulkan proses transportasi dari tempat pembelian sampai ke kandang.
  • Pembesaran Ulat hongkong
    Pembesaran ulat hongkong memerlukan waktu kurang lebih 7hari dengan catatan pemberian makan selama 7 hari tidak mengalami pengurangan atau penyusutan.
  • Proses kepompong
    Proses selama menjadi kepompong ini kurang lebih 7 hari baru menetas, dan penetasan ini di tandai dengan 3 warna yaitu; warna merah, putih kemerah-marahan daan hitam.
  • Pemilihan/sortasi kepompong
    Proses pemilihan/sortasidi lakukan secara serempak dan dalam waktu yang sama atau satu hari harus selesai. Proses ini di lakukan dengan tujuan menyeragamkan kepompong agar waktu proses penetasan ddapat bersama-sama. Bila tidak di lakukan maka yang timbul adalah penetasan yang tidak serempak yang mengakibatkan ulat hongkong yang menetas duluan akan menginjak-injak kepompng yang belum menetas.
  • Penetasan kepompong
    Proses penetasan kepompong membawa waktu kurang lebih 7 hari dan harus selalu di control agar tidak terjadi hal-hal yang dapat merugikan peternak seperti ulat mati. Setelah itu menunggu selama kurang lebih 7 hari sampai warna dari penetasan kepompong itu menjadi berwarna hitam.
  • Kepek
    Setelah menjadi kepek proses selanjutnya adalah memilih kepek, karena kepek setelah menetas mengalami tiga siklus warna yaitu; warna merah ,puti kemerah-merahan dan warna hitam.
  • Pemilihan/sortasi kepek
    Pemilihan kepek dilakukan untuk memisahkan kepik yang mati dan kepik yang hidup. Kepik yang hidup di letakkan pada sebuah media penampungan yang berbentuk kotak persegi dan terbuat dari triplek yang di lapisi isolasi pada bagian dalamnya, yang tujuanya adalah untuk menahan kepek untuk tidak keluar dari media . Untuk kepek yang mati pada bagian peternak di jual pada pengepul atau ke peternak ikan disamping harga jual kepek yang mati adalah murah dan juga tidak terlalu berat untuk di bawa.
  • Media penempatan ulat hongkong
Media ini di perlukan untuk menampung ulat yang sudah jadi dengan spesifikasi media yangdi pakai selama ini oleh peternak adalah sebagai berikut;
  • Panjang 60 cm
  • Lebar 40 cm
  • Tinggi 6 cm
  • Tebal dinding 1,5 cm
Media ini biasanya untuk pertama kalinya di isi polar kurang lebih ¾ kg atau setara dengan jumlah ulat kurang lebih 1000 ekor atau dua gelas aqua. Yang pada sisi-sisinya di lapisi dengan isolasi dengan tujuan agar ulat nantinya tidak bisa keluar dari media . Dan proses ini yang paling banyak di pakai oleh peternak.
  • Pemilihan/sortasi kepek dan makanan ulat hongkong
Setelah berjalan kurang lebih 7 hari di lakukan pemilihan kepek dan polar dengan cara di ayak seingga pemisahan kepek lebih cepat.
  • Pemberian makanan awalPemberian makanan awal pada media ukuran kotak 60x40x6x1,5 cm adalah ¾ kg polard dengan tujuan agar pada saat penempatan awal ulat ke dalam kotak sudah ada makanan.
Pemberian makanan suplemen/tambahan
Pemberian makanan suplemen atau tambahan ang berupa buah –buahan dan sayuran adalah untuk menunjang proses pertumbuhan dari ulat hongkong itu sendiri yang memerlukan beberapa kandungan nutrisi yang di perlukan seperti protein, kadar air, lemak, kadar abu yang kesemuanya itu terdapat pada buah –buahan dan sayuran seperti tersebut diatas.
Untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan kebutuhan maka proses penyerpihanya di lakukan dengan menggunakan mesin pasrah, tetapi sebelumnya yang di lakukan oleh peternak adalah dengan menggunakan pisau, karena memakan waktu yang cukup lama maka di lakukan dengan menggunakan mesin.
Paduan mudah budidaya ulat hongkong
Pemberian makan sebelum panen
Pemberian makan sebelum masa panen di lakukan adalah buah-buahan dan sayuran mulai dari umur ulat hongkong atau masa penaburan kepek yang pertama kali sampai dengan umur45 hari.
Masa panen ulat hongkong
Masa panen ulat hongkong di kakukan setelah umur ulat hongkong mencapai 45 hari dengan ukuran yang sedang atau tanggung karena ukuran yang lebih besar jarang di sukai oleh konsumen.
Waktu Pemberian Makanan
Waktu pemberian makanan pada ulat hongkong yang selama ini di lakukan oleh peternak adalah seperti berikut;
- Jenis pakan
  • Polard ( kg )
  • Buah-buahan dan sayuran ( kg )
  • Sayuran/buah-buahan selama 24 jam secara rutin (agar tidak membusuk )
Jumlah pakan yang harus di berikan pada ulat hongkong tergantung pada kapasitas ulat hongkong pada papan pemeliharaan ,semakin lebar ukuran papan maka semakin banyak pula pakan yang harus di berikan.
read more →

Ternak Cacing Tanah

1. SEJARAH SINGKAT CACING TANAH 
Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak mempunyai tulang belakang (invertebrata). Cacing tanah termasuk kelas Oligochaeta. Famili terpenting dr kelas ini Megascilicidae & Lumbricidae Cacing tanah bukanlah hewan yg asing bagi masyarakat kita, terutama bagi masyarakat pedesaan. Namun hewan ini mempunyai potensi yg sangat menakjubkan bagi kehidupan & kesejahteraan manusia.

2. SENTRA PETERNAKAN CACING TANAH
Sentra peternakan cacing terbesar terdapat di Jawa Barat khususnya Bandung-Sumedang & sekitarnya.

3. JENIS CACING TANAH
Jenis-jenis yg paling banyak dikembangkan oleh manusia berasal dr famili Megascolicidae & Lumbricidae dgn genus Lumbricus, Eiseinia, Pheretima, Perionyx, Diplocardi & Lidrillus. Beberapa jenis cacing tanah yg kini banyak diternakan antara lain: Pheretima, Periony & Lumbricus. Ketiga jenis cacing tanah ini menyukai bahan organik yg berasal dr pupuk kandang & sisa-sisa tumbuhan. Cacing tanah jenis Lumbricus mempunyai bentuk tubuh pipih. Jumlah segmen yg dimiliki sekitar 90-195 & klitelum yg terletak pd segmen 27-32. Biasanya jenis ini kalah bersaing dgn jenis yg lain sehingga tubuhnya lebih kecil. Tetapi bila diternakkan besar tubuhnya bisa menyamai atau melebihi jenis lain. Cacing tanah jenis Pheretima segmennya mencapai 95-150 segmen. Klitelumnya terletak pd segmen 14-16. Tubuhnya berbentuk gilik panjang & silindris berwarna merah keunguan. Cacing tanah yg termasuk jenis Pheretima antara lain cacing merah, cacing koot & cacing kalung. Cacing tanah jenis Perionyx berbentuk gilik berwarna ungu tua sampai merah kecokelatan dgn jumlah segmen 75-165 & klitelumnya terletak pd segmen 13 & 17. Cacing ini biasanya agak manja sehingga dalam pemeliharaannya diperlukan perhatian yg lebih serius. Cacing jenis Lumbricus Rubellus memiliki keunggulan lebih dibanding kedua jenis yg lain di atas, karena produktivitasnya tinggi (penambahan berat badan, produksi telur/anakan & produksi bekas cacing “kascing”) serta tidak banyak bergerak

4. MANFAAT CACING TANAH
Dalam bidang pertanian, cacing menghancurkan bahan organik sehingga memperbaiki aerasi & struktur tanah. Akibatnya lahan menjadi subur & penyerapan nutrisi oleh tanaman menjadi baik. Keberadaan cacing tanah akan meningkatkan populasi mikroba yg menguntungkan tanaman. Selain itu juga cacing tanah dpt digunakan sebagai:
  1. Bahan Pakan Ternak
    Berkat kandungan protein, lemak & mineralnya yg tinggi, cacing tanah dpt dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti unggas, ikan, udang & kodok.
  2. Bahan Baku Obat & bahan ramuan untuk penyembuhan penyakit.
    Secara tradisional cacing tanah dipercaya dpt meredakan demam, menurunkan tekanan darah, menyembuhkan bronchitis, reumatik sendi, sakit gigi & tipus.
  3. Bahan Baku Kosmetik
    Cacing dpt diolah untuk digunakan sebagai pelembab kulit & bahan baku pembuatan lipstik.
  4. Makanan Manusia
    Cacing merupakan sumber protein yg berpotensi untuk dimasukkan sebagai bahan makanan manusia seperti halnya daging sapi atau Ayam.
5. PERSYARATAN LOKASI CACING TANAH
  1. Tanah sebagai media hidup cacing harus mengandung bahan organik dalam jumlah yg besar.
  2. Bahan-bahan organik tanah dpt berasal dr serasah (daun yg gugur), kotoran ternak atau tanaman & hewan yg mati. Cacing tanah menyukai bahan-bahan yg mudah membusuk karena lebih mudah dicerna oleh tubuhnya.
  3. Untuk pertumbuhan yg baik, cacing tanah memerlukan tanah yg sedikit asam sampai netral atau ph sekitar 6-7,2. dgn kondisi ini, bakteri dalam tubuh cacing tanah dpt bekerja optimal untuk mengadakan pembusukan atau fermentasi.
  4. Kelembaban yg optimal untuk pertumbuhan & perkembangbiakan cacing tanah adalah antara 15-30 %.
  5. Suhu yg diperlukan untuk pertumbuhan cacing tanah & penetasan kokon adalah sekitar 15–25 derajat C atau suam-suam kuku. Suhu yg lebih tinggi dr 25 derajat C masih baik asal ada naungan yg cukup & kelembaban optimal.
  6. Lokasi pemeliharaan cacing tanah diusahakan agar mudah penanganan & pengawasannya serta tidak terkena sinar matahari secara langsung, misalnya di bawah pohon rindang, di tepi rumah atau di ruangan khusus (permanen) yg atapnya terbuat dr bahan-bahan yg tidak meneruskan sinar & tidak menyimpan panas.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA CACING TANAH
  1. Penyiapan Sarana & Peralatan
    Pembuatan kandang sebaiknya menggunakan bahan-bahan yg murah & mudah didapat seperti bambu, rumbia, papan bekas, ijuk & genteng tanah liat. Salah satu contoh kandang permanen untuk peternakan skala besar adalah yg berukuran 1,5 x 18 m dgn tinggi 0,45 m. Didalamnya dibuat rak-rak bertingkat sebagai tempat wadah-wadah pemeliharaan. Bangunan kandang dpt pula tanpa dinding (bangunan terbuka). Model-model sistembudidaya/ beternak, antara lain rak berbaki, kotak bertumpuk, pancing bertingkat atau pancing berjajar..
  2. Pembibitan
    Persiapan yg diperlukan dalam pembudidayaan cacing tanah adalah meramu media tumbuh, menyediakan bibit unggul, mempersiapkan kandang cacing & kandang pelindung.
    1. Pemilihan Bibit Calon Induk
      Sebaiknya dalam beternak cacing tanah secara komersial digunakan bibit yg sudah ada karena diperlukan dalam jumlah yg besar. Namun bila akan dimulai dr skala kecil dpt pula dipakai bibit cacing tanah dr alam, yaitu dr tumpukan sampah yg membusuk atau dr tempat pembuangan kotoran hewan.
    2. Pemeliharaan Bibit Calon Induk
      Pemeliharaan dpt dibagi menjadi beberapa cara:
      1. pemeliharaan cacing tanah sebanyak-banyaknya sesuai tempat yg digunakan. Cacing tanah dpt dipilih yg muda atau dewasa. Jika sarang berukuran tinggi sekitar 0,3 m, panjang 2,5 m & lebar kurang lebih 1 m, dpt ditampung sekitar 10.000 ekor cacing tanah dewasa.
      2. pemeliharaan dimulai dgn jumlah kecil. Jika jumlahnya telah bertambah, sebagian cacing tanah dipindahkan ke bak lain.
      3. pemeliharaan kombinasi cara a & b.
      4. pemeliharaan khusus kokon sampai anak, setelah dewasa di pindah ke bak lain.
      5. Pemeliharaan khusus cacing dewasa sebagai bibit.
    3. Sistem Pemuliabiakan
      Apabila media pemeliharaan telah siap & bibit cacing tanah sudah ada, maka penanaman dpt segera dilaksanakan dalam wadah pemeliharaan. Bibit cacing tanah yg ada tidaklah sekaligus dimasukan ke dalam media, tetapi harus dicoba sedikit demi sedikit. Beberapa bibit cacing tanah diletakan di atas media, kemudian diamati apakah bibit cacing itu masuk ke dalam media atau tidak. Jika terlihat masuk, baru bibit cacing yg lain dimasukkan. Setiap 3 jam sekali diamati, mungkin ada yg berkeliaran di atas media atau ada yg meninggalkan media (wadah). Apabila dalam waktu 12 jam tidak ada yg meninggalkan wadah berarti cacing tanah itu betah & media sudah cocok. Sebaliknya bila media tidak cocok, cacing akan berkeliaran di permukaan media. Untuk mengatasinya, media harus segera diganti dgn yg baru. Perbaikan dpt dilakukan dgn cara disiram dgn air, kemudian diperas hingga air perasannya terlihat berwarna bening (tidak berwarna hitam atau cokelat tua).
    4. Reproduksi, Perkawinan
      Cacing tanah termasuk hewan hermaprodit, yaitu memiliki alat kelamin jantan & betina dalam satu tubuh. Namun demikian, untuk pembuahan, tidak dpt dilakukannya sendiri. dr perkawinan sepasang cacing tanah, masing-masing akan dihasilkan satu kokon yg berisi telur-telur. Kokon berbentuk lonjong & berukuran sekitar 1/3 besar kepala korek api. Kokon ini diletakkan di tempat yg lembab. Dalam waktu 14-21 hari kokon akan menetas. Setiap kokon akan menghasilkan 2-20 ekor, rata-rata 4 ekor. Diperkirakan 100 ekor cacing dpt menghasilkan 100.000 cacing dalam waktu 1 tahun. Cacing tanah mulai dewasa setelah berumur 2-3 bulan yg ditandai dgn adanya gelang (klitelum) pd tubuh bagian depan. Selama 7-10 hari setelah perkawinan cacing dewasa akan dihasilkan 1 kokon.
  3. Pemeliharaan
    1. Pemberian Pakan
      Cacing tanah diberi pakan sekali dalam sehari semalam sebanyak berat cacing tanah yg ditanam. Apabila yg ditanam 1 Kg, maka pakan yg harus diberikan juga harus 1 Kg. Secara umum pakan cacing tanah adalah berupa semua kotoran hewan, kecuali kotoran yg hanya dipakai sebagai media. Hal yg perlu diperhatikan dalam pemberian pakan pd cacing tanah, antara lain :
§  pakan yg diberikan harus dijadikan bubuk atau bubur dgn cara diblender.
§  bubur pakan ditaburkan rata di atas media, tetapi tidak menutupi seluruh permukaan media, sekitar 2-3 dr peti wadah tidak ditaburi pakan.  
§  pakan ditutup dgn plastik, karung , atau bahan lain yg tidak tembus cahaya.
§  pemberian pakan berikutnya, apabila masih tersisa pakan terdahulu, harus diaduk & jumlah pakan yg diberikan dikurangi.
§  bubur pakan yg akan diberikan pd cacing tanah mempunyai perbandingan air 1:1.
Penggantian Media
Media yg sudah menjadi tanah/kascing atau yg telah banyak telur (kokon) harus diganti. Supaya cacing cepat berkembang, maka telur, anak & induk dipisahkan & ditumbuhkan pd media baru. Rata rata penggantian media dilakukan dalam jangka waktu 2 Minggu.

Proses Kelahiran
Bahan untuk media pembuatan sarang adalah: kotoran hewan, dedaunan/Buah-buahan, batang pisang, limbah rumah tangga, limbah pasar, kertas koran/kardus/kayu lapuk/bubur kayu. Bahan yg tersedia terlebih dahulu dipotong sepanjang 2,5 Cm. Berbagai bahan, kecuali kotoran ternak, diaduk & ditambah air kemudian diaduk kembali. Bahan campuran & kotaran ternak dijadikan satu dgn persentase perbandingan 70:30 ditambah air secukupnya supaya tetap basah.

7. HAMA & PENYAKIT CACING TANAH
Keberhasilan beternak cacing tanah tidak terlepas dr pengendalian terhadap hama & musuh cacing tanah. Beberapa hama & musuh cacing tanah antara lain: semut, kumbang, burung, kelabang, lipan, lalat, tikus, katak, tupai, ayam, itik, ular, angsa, lintah, kutu & lain-lain. Musuh yg juga ditakuti adalah semut merah yg memakan pakan cacing tanah yg mengandung karbohidrat & lemak. Padahal kedua zat ini diperlukan untuk penggemukan cacing tanah. Pencegahan serangan semut merah dilakukan dgn cara disekitar wadah pemeliharaan (dirambang) diberi air cukup.

8. PANEN CACING TANAH
Dalam beternak cacing tanah ada dua hasil terpenting (utama) yg dpt diharapkan, yaitu biomas (cacing tanah itu sendiri) & kascing (bekas cacing). Panen cacing dpt dilakukan dgn berbagai cara salah satunya adalah dgn mengunakan alat penerangan seperti lampu petromaks, lampu neon atau bohlam. Cacing tanah sangat sensitif terhadap cahaya sehingga mereka akan berkumpul di bagian atas media. Kemudian kita tinggal memisahkan cacing tanah itu dgn medianya. Ada cara panen yg lebih ekonomis dgn membalikan sarang. Dibalik sarang yg gelap ini cacing biasanya berkumpul & cacing mudah terkumpul, kemudian sarang dibalik kembali & pisahkan cacing yg tertinggal. Jika pd saat panen sudah terlihat adanya kokon (kumpulan telur), maka sarang dikembalikan pd wadah semula & diberi pakan hingga sekitar 30 hari. Dalam jangka waktu itu, telur akan menetas. & cacing tanah dpt diambil untuk dipindahkan ke wadah pemeliharaan yg baru & kascingnya siap di panen.

read more →

Budidaya Ulat Hongkong


Budidaya Ulat Hongkong

Pemilihan Induk
Sebelum memulai Budidaya Ulat Hongkong pemilihan induk sangat perlu diperhatikan.

1.Untuk pemilihan induk, usahakan tidak lebih dari 2 kg, agar ulat yang jadi kepompong ukurannya bisa besar-besar (rata-rata panjang 15 mm dan lebar 4 mm . Sedangkan ulat dewasa dengan ukuran panjang rata-rata 15 mm, dan diameter rata-rata 3 mm akan mulai menjadi kepompong sekitar 7 sampai 10 hari lagi secara bergantian. 

2.Pengambilan kepompong, harus dilakukan selama 3 (tiga) hari sekali, supaya kepompong yang sudah dipisah dan ditempatkan di dalam kotak tersendiri berubah menjadi kumbang secara serentak.

Ulat Hongkong

3.Pemilihan kepompong, dilakukan tiga hari sekali, serta kepompong yang dipilih haruslah yang sudah berwarna putih kecoklatan. Dan cara pengambilannya pun, harus hati-hati jangan sampai lecet/cacat. Apabila terjadi, maka kepompong akan mati busuk. Kepompong yang sudah dipilih, kita taruh di dalam kotak pemeliharan yang sudah diberi alas koran.Kemudian, disebar sedemikian rupa. Jangan sampai bertumpuk, lalu ditutup kembali memakai kertas koran hingga rapat. 

4.Kepompong akan menjadi kumbang, dalam usia mulai 10 hari. Dan apabila sayap kumbang masih berwarna kecoklatan, jangan diambil dulu. Biarkan sampai berwarna hitam mengkilat, dan kumbang siap ditelurkan. Satu kotak/peti, kita tebari kumbang sekitar 250 gr, dan berikan kapas sebagai alas untuk bertelur yang sudah dibeberkan. 

5.Pembibitan ini dibiarkan sampai 7 hari, dan diturunkan bila waktu tersebut tiba. Kumbang yang sudah terpisah dari kapas, diberi kapas baru lagi dan begitu seterusnya. Tingkat kematian pada kumbang ini, bisa mencapai 2 s/d 4 persen sekali turun. 

6.Kapas yang ada telurnya, kita simpan dalam peti terpisah, telur akan mulai menetas setelah 10 hari. Setelah usia ulat mencapai 30 hari baru kita pisahkan dari kapasnya.

Ternak Ulat Hongkong

Pemberian Pakan 

1. Pemberian Pakan untuk ulat bibit. 
A.Untuk satu kotak beri makanan sekitar 500 gr, dengan interval waktu 4 hari sekali. Atau apabila makanan sudah benar-benar bersih, dengan cara dikepal-kepal menjadi 3 bagian. Gunanya supaya kepompong yang ada, tidak tertimbun makanan karena apabila hal ini terjadi kepompong akan busuk.

 B.Selain ampas tahu dan dedak, makanan sebaiknya dicampur dengan tepung tulang atau pur, tujuannya agar kepompong besar-besar.
 
C.Pemberian pakan untuk kumbang, jangan terlalu banyak dan caranya disebar merata sekitar 100 gr sekali makan per 3 hari sekali. 

2 Pemberian makan untuk ulat kecil. 
a.Apabila ulat masih ada dalam kapas, sebaiknya pemberian pakan dengan sayuran sosin, capcay atau selada, cabut maksimal 4 lembar sampai habis, dan sayuran tersebut dijemur dulu sampai setengah kering.
 
b.Apabila makanan biasa, ukurannya 100 gr dan disebar tunggu sampai makanan itu habis, baru diberi lagi.
 
c. Apabila ulat sudah terpisah dari kapas, pemberian pakan sekitar 1 kg, dengan cara dikepal dan sebagian disebar merata. Sedangkan untuk ulat kecil, satu kotak sekitar 2 kg dengan ukuran ulat panjang 6 mm dan diameternya 1,5 mm (umur 30 - 60 hari).
 
d. Untuk ulat dewasa (umur 60 - 90 hari), pemberian pakan 1,5 kg sampai dengan 2 kg per kotak, dengan cara dikepal dan disebar sedikit. 

Tempat Peternakan 
Usahakan untuk tempat/bangunan peternakan ini, terbuat secara permanen atau terbuat dari tembok sekelilingnya. Tujuannya, agar terhindar dari tikus atau hama semut. Atap terbuat dari enternit, dan 95% bangunan tertutup. Lantai terbuat dari tembok atau ubin.
Suhu sangat mempengaruhi pertumbuhan ulat. Usahakan suhu dalam ruangan, tetap antara 29 - 30 derajat celcius dan selalu lembab. Artinya tidak terlalu dingin, dan tidak terlalu panas. Suhu tersebut, merupakan suhu terbaik untuk ternak ini. 

Penyakit 
Ciri-ciri ulat yang terkena penyakit dan penanggulangannya:
 
1. Kulit ulat kuning kehitam-hitaman.
Jangan terlalu banyak diberi makan dari daun-daunan, dan jangan terlalu banyak diberi dedak.
 
2. Ulat mati berwarna merah.
Apabila hal ini terjadi, maka pencegahannya adalah pemberian pakan tidak terlalu basah. Hal ini harus segera diatasi karena penyakit ini selain menular menyerang dengan cepat.
 
3. Ulat mati berwarna hitam
Hal ini terjadi apabila pemberian makanan disebar, biasanya terjadi pada ulat dewasa usia 1 sampai 3 bulan, maka alangkah baik pemberian makanannya dilakukan secara dikepal-kepal.

Ulat Hongkong














Kapasitas Produksi 
Kapasitas produksi dengan induk (ulat dewasa 1 kg)
 
1. Dari pembibitan 1000 gr ulat dewasa usia 90 hari, maka keseluruhan kepompong yang akan dihasilkan adalah 900 gr secara bertahap dalam 10 kali pengambilan kepompong.
 
2. Dari 900 gr kepompong, maka akan dihasilkan 700 gr kumbang sehat dan siap bertelur, dengan tingkat kematian dari kepompong menjadi kumbang sekitar 2% setiap pengambilan kumbang.
Dari 1 kg ulat bibit, maka akan dihasilkan 33,1 kg ulat siap jual dengan rincian sebagai berikut: Target hasil tersebut, dapat dicapai apabila tingkat kematian kumbang hanya 1 % dan makanan terjamin, serta perkembangannya bagus.
 
3. Makanan untuk 1 kg induk sampai habis terjual: a. Ampas tahu 50 kg kering, b. Dedak 5 kg
 
4. Penyusutan
Ampas tahu yang basah setelah diperas akan menyusut; dari 25 kg basah menjadi 15 kg kering, dengan kadar air l5%.-
read more →

Bisnis Ulat Hongkong Menggiurkan


BAGI kebanyakan orang, ulat merupakan jenis binatang yang menjijikkan. Tapi siapa sangka, di tangan warga desa Bandung Kabupaten Jombang, Jawa Timur, ulat justru menjadi sumber mata pencaharian utama mereka.
Bisnis ulat Hong Kong di kalangan warga desa Bandung sudah berjalan hampir sepuluh tahun. Salah satunya adalah Baidowi, pria berusia 53 tahun ini rela banting setir dari usaha yang telah digelutinya selama puluhan tahun, yakni beternak ikan lele.
Awalnya, bisnis ini dipilihnya karena keuntungan berternak ikan lele terus merosot. Baidowi yang melihat tetangganya sukses beternak ulat ini pun tergiur untuk mencoba. Setelah enam bulan menekuni usaha ini, Baidowi mengungkapkan bila beternak ulat memang lebih mudah dan relatif jauh dari risiko kematian ataupun penyakit.

Modal Awal
Untuk mulai beternak ulat Hong Kong, Baidowi mengatakan ada beberapa cara yang harus ditempuh. Sebagai awalan, harus membeli bibit dengan modal Rp1 juta-Rp2 juta maka akan mendapatkan 50 kilogram indukan (kepik) yang banyak di jual di toko pertanian.
Indukan tersebut, kemudian diletakkan pada sebuah tempat berupa ijuk atau serabut kelapa. Setelah bertelur dan menjadi anak ulat, pisahkan anak ulat tersebut ke dalam wadah tersendiri yang penuh dengan bekatul. Untuk memelihara ulat Hong Kong ini cukup mudah, setiap hari Baidowi hanya memberi makan ulat-ulatnya dengan polar atau serbuk sagu.

Keuntungan
Dengan modal awal 50 kg indukan, maka setiap tiga hari sekali, Baidowi dapat memanen sedikitnya 25 kilogram ulat Hong Kong. Karena sudah tenar, maka penjualan pun tidak terlampau sulit.
Baidowi mengaku juga tidak sulit, karena setiap hari selalu ada saja pengepul yang datang dan memborong ulat Hong Kong hasil peternakan warga. Ulat ini, dia lego dengan harga Rp25 ribu per kilogram.
Menurut Baidowi, kebutuhan masyarakat akan ulat jenis ini memang banyak. Pasalnya, ulat Hong Kong kebanyakan digunakan untuk pakan burung atau ikan. Dengan modal awal Rp1 juta-Rp2 juta, maka dari 50 kilogram indukan Baidowi dapat meraup omzet antara Rp6 juta-Rp7 juta per bulan. (Mukhtar Bagus/Sindo TV/mrt)
Sumber: OkeZone
read more →

Keripik Pisang adalah ide Usaha di Rumah yang Masih Menjanjikan




ide Bisnis Rumahan yang Menjanjikan dengan Modal Kecil 3 Juta - Peluang UsahaPisang merupakan buah yang sangat melimpah di daerah Lampung. Santi memiliki inisiatif mengolah pisang menjadi keripik. Ditangan santi, hal tersebut menjadi peluang bisnis yang sangat menguntungkan. Santi mengaku saat ini ia bisa memperoleh laba Rp90.000.000 perbulannya. Santi tergerak mengolah pisang, setelah menyadari pasokan pisang yang melimpah di kota asalnya Lampung. Modal awal lumayan kecil untuk skala bisnis rumahan, yaitu cuma Rp3.000.000. Uang tersebut dipergunakan untuk membeli peralatan pembuatan keripik serta bahan baku pisang.
Kata santi, pisang adalah sala satu jenis oleh-oleh khas Lampung dan murah serta banyak, sehingga dia melihatnya sebagai peluang. Setelah dipasarkan, Keripik buatannya ini banyak disukai masyarakat. Secara otomatis, Pesanan pun mulai datang, hingga kini ia kebanjiran order. Dalam sehari, Santi bisa mengahabiskan 400 sampai 500 sisir pisang. Ini untuk memproduksi 200 kg kripik pisang. Sedangkan untuk jenis pisangnya, pisang kepok menjadi pilihan karena diangapnya lebih enak dan renyah. Harga keripik pisang yang di tawarkan Santi cukup terjangkau, antara Rp15.000 hingga Rp35.000 per kantong.
Memang kebutuhan bahan bakunya cukup besar, namun ia tidak mersa kerepotan. Karena buah pisang di lampung sangat melimpah. Untuk pengolahan kripik pisang, Santi saat ini dibantu 15 karyawan. Memulai bisnis mulai tahun 2005, kini toko keripik pisang Santi sudah berjumlah tiga di Lampung dan tiga lagi di di Jakarta, Surabaya dan Solo. Untuk memperluas pasaran, ia pun rajin mengikuti pameran di kota besar bahkan luar negeri.
Demi memperbanyak konsumen, Santi terus melakukan inovasi, salah satunya dengan memperkaya rasa. Hingga kini, ada sekitar 10 rasa yang ditawarkan, dari manis, asin hingga rasa keju. Dia juga mengukapkan dalam waktu dekat akan segera menawarkan keripik pisang dengan potongan mirip sarang tawon. Tertarik dengan jenis bisnis rumahan modal ini?
read more →

Budidaya Beternak ulat hongkong, Peluang Usaha Modal Kecil buat Pelajar



Bisnis Modal Kecil untuk Pelajar - Budidaya Beternak Ulat HongkongMemanfaatkan waktu luang sepulang sekolah dapat diisi dengan banyak kegiatan misalnya membantu orang tua, bermain, belajar dan lain sebagainya. Menjadi seorang pelajar, kwajiban utama adalah belajar agar mendapatkan nilai baik di sekolah. Tapi menjadi seoerang pelajar bukan berarti tak memiliki kesempatan untuk mencari uang sendiri. Beternak ulat hongkong dapat dijadikan salah satu alternatif bisnis untuk para pelajar. Mengelolanya juga tidak rumit, dapat dilakukan di sela-sela waktu luang semisal waktu sepulang sekolah.
Mungkin jika kita mendengar nama “ulat” reaksi kebanyakan orang terutama para wanita akan merasa takut, jijik dan geli. Di balik segala anggapan negatif tentang ulat ternyatamembudidayakan ulat hongkong bisa mendatangkan banyak penghasilan tambahan yang menguntungkan. Ulat hongkong ini dapat ditemukan di toko-toko pakan sebagai pakan burung, ikan, dan lain sebagainya. Ulat hongkong biasa dipergunakan sebagai suplemen pakan hewan-hewan tersebut. Ulat hongkong juga bisa dipergunakan sebagai bahan maknan hewan dalam bentuk pelet.
Sebenarnya bisnis ini cukup mudah dan tidak memerlukan tenaga apalagi modal besar, selain itu ulat hongkong bisa dibudidaya sebagai usaha sampingan atau untuk para pelajar bisa juga melatih jiwa wirausaha sejak dini. Hasil dari usaha sampingan budidaya ulat hongkong ini cukup menguntungkan, Harga ulat hongkong ini cukup lumayan antara Rp.20 ribu sampai dengan Rp.30 ribu per kg. Harga ulat hongkong memang sempat anjlok beberapa tahun lalu seharga Rp.12 ribu per kg, hal itu dikarenakan over produksi karena terlalu banyak peternak ulat hongkong ini. Tapi beberapa tahun terakhir harga sudah stabil di kisaran Rp.20 sampai Rp.30 ribu per kg.
Jika tertarik dengan Bisnis Modal Kecil budidaya ulat hongkong ini, langkahnya cukup mudah. Yang diperlukan hanyalah sabar, ulet, tlaten. Langkah-langkah budidaya ulat Hongkong ini adalah:
  • Sebuah kandang pemeliharaan berupa papan dari triplek, atau bisa juga dengan nampan plastik. sesuaikan ukuran dengan kebutuhan. Jika menggunakan triplek atau papan pada sudut-sudut diberi lakban agar ulat tidak lepas.
  • Pakan atau media pemeliharaan berupa campuran dedak halus atau Polard dan ampas tahu kering, banyak tersedia di toko pakan ternak.
  • Telur ulat hongkong dapat dibeli dari peternak, atau jika kesulitan bisa beli ulat hongkong kemudian dibudidaya hingga jadi serangga dan kemudian bertelur.
  • Untuk pakan ulat hongkong bisa juga diberi limbah sayuran, timun, papaya dan bahan makanan lainnya yang mengandung banyak air di dalamnya.
Agar sukses dalam membudidaya ulat hongkong ini adalah ketelatenan dalam melakukan pemeliharaan. Jika tak teliti terkadang ada hama sejenis ulat hongkong yang berukuran lebih kecil hidup pada pada tempat atau kandang ulat, tapi ulat kecil ini punya sifat kanibal dan memakan ulat-ulat hongkong yang lain dan ini membuat produksi menurun. Ulat hama ini biasanya datang dari media dedak halus dan dari lingkungan di sekitar kandang. Usaha ini memiliki peluang yang luas karena banyaknya peternak burung. Jika anda yakin.., kenapa gak dicoba…
Sumber : http://rumahanbisnis.com/peluang-usaha-modal-kecil-untuk-pelajar-budidaya-beternak-ulat-hongkong.asp#.UFbUDMiNKPE
read more →